PROSES PENGOLAHAN
AIR LIMBAH PABRIK
PT SERMANI STEEL
MAKASSAR
LAPORAN
KERJA PRAKTEK
Oleh:
SAMIUN ISHAK
1.0206.15.0007
PROGRAM STUDI
TEKNIK LINGKUNGAN
SEKOLAH TINGGI
TEKNOLOGI NUSANTARA INDONESIA
MAKASSAR
2017
LEMBAR
PENGESAHAN
Yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan bahwa :
Nama : SAMIUN
ISHAK
NIM : 1.0206.15.007
Jurusan :
Teknik Lingkungan
Instansi Pendidikan :
Sekolah Tinggi Teknologi Nusantara Indonesia (STTNI) Makassar
Bahwa benar telah melaksanakan kegiatan kerja praktek
pada PT. Sermani Steel, sejak Tanggal 24 Juli sampai 24 Agustus 2017.
Makassar, 28 Agustus 2017
PT. SERMANI STEEL
Ir. R Edy Soeharto
(Faktory Manager)
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Proses Pengolahan
Air Limbah Pabrik PT. Sermani Steel
Makassar
Nama : Samiun Ishak
Jurusan : Teknik Lingkungan
NIM : 1.0206.15.0007
Program
Studi : Teknik Lingkungan
Laporan ini telah diperiksa dan disetuujui oleh :
Ir. ABDUL HAYAT KASIM, MT
PEMBIMBING
PENILAIAN
KERJA PRAKTEK
NAMA :
SAMIUN ISHAK
NAMA
& ALAMAT KP : PT. SERMANI
STEEL MAKASSAR
LAMA KP : 1 BULAN
NO
|
ITEM EVALUASI
|
NILAI
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Etos kerja di
Lapangan
Pelaksana dan tangung jawab atas
pekerjaan yang di lakukan
Kedisiplinan
Kemampuan bekerja dalam tim
Kehadiran di lokasi kerja
|
90
95
95
95
90
|
Total
Nilai
|
465
|
Makassar, 26 Agustus 2017
PT. SERMANI STEEL
Ir. R Edy Soeharto
(Faktory Manager)
KATA PENGANTAR
Selaga puji hanya milik Allah Subhanahu wata’ ala,
Penguasa alam semesta, sang pemberi nikmat, sebagai manifestasi kesyukuran
penulis, dimana sebab dengan nikmat-Nya yang telah dilimpahkan sehinggah
penulis haturkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad Shallallahu’alaihi wasalam beserta keluarga dan para sahabatya
dimana mempertaruhkan harta bahkan nyawanya demi memperjuangkan Agama Islam
dari dunia kegelapan hingah dunia yang terang menderang seperti saat ini, Amin.
Laporan kerja praktek merupakan salah satu syarat
menyelesaikan studi pada Jurusan Teknik Lingkungan Sekolah Tinggi Teknologi
Nusantara Indonesia (STTNI) Makassar. Kelancaran Kerja Praktek sampai pada
penulisan laporan saat ini, tentunya akan sangat sulit tercapai jika tidak dibantu
oleh pihak lain. Oleh karna itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan
hati dihaturkan rasa terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada:
1. Kedua orang tua tercinta Ishak Kamary (Ayah) dan Sitihawa
Ali (Ibu) yang tiada henti-hentinya memanjatkan doa untuk penulis serta memberi
dorongan moril maupun materil dalam setiap masalah yang penulis hadapi selama
perkuliahan umumnya dan selama kerja praktek khususnya.,
2. Bapak Rakhmad Armus, ST.,M.Si, Selaku ketua jurusan Teknik
Lingkungan Sekolah Tinggi Teknologi Nusantara Indonesia (STTNI) Makassar dan Penasehat
Akademik (PA) atas nasehat, motifasi dan saran yang disampaikan selama
perkuliahan dan selama melaksanakan kerja praktek.,
3. Bapak Ir. Abdul Hayat Kasim, MT Selaku dosen pembimbing
yang selalu memberikan saran, Motivasi penulis selama penyusunan laporan kerja
praktek.,
4. Bapak Ir. R Edy Soeharto selaku Factory Manager, PT
Sermani Steel Makassar atas bantuannya selama melaksanakan kerja praktek.,
5. Rekan Rekan kerja bagian Waste Water Treatment PT Sermani Steel atas bantuan dan arahanya
selama melaksanakan kerja praktek.
Penulis hanya mampu dan bisa mengatakan bahwa tidak ada
pengorbanan yang sia-sia, setiap perjuangan yang di lakukan adalah bukti
kepatuhan manusia kepada sang pencipta-Nya.
Akhir kata dengan ketulusan hati penulis ucapkan terimah
kasih kepada semua pihak selama melaksanakan kerja praktek ini dan penulis
berdoa semoga amal kebaikan dari semua pihak selama melaksanakan kerja praktek
ini walaupun sekecil apapun akan mendapatkan balasan dari Allah Subhanahu wata’
ala, Amin.
Makassar, September 2017
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN
PERUSAHAN………...............…...……………..ii
LEMBAR
PENGESAHAN JURUSAN…….………………………………......iii
PENILAIAN KERJA PRAKTEK…………………….....………………………iv
SURAT
KETERANGAN…………………….....………………………………..v
KATA
PENGANTAR……………………...……………………………….…....vi
DAFTAR
ISI………………………………….………………………………....viii
DARTAR
TABEL………………………..……………………………………....ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………….....…………………………...1
B.
Tujuan Kerja Praktek………………….……………...…………….....2
C.
Manfaat Kerja Praktek………….…………………………………......3
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
PT. SERMANI STEEL
A.
Sejarah Berdirinya Perusahan........................................................4
B.
Data Singkat Perusahan.................................................................6
C.
Perkembangan Perusahan.............................................................6
D.
Struktur Organisasi Dan Job Description........................................8
E.
Peraturan Kerja Dan Upah...........................................................12
F.
Produksi Seng Secara Garis Besar..............................................13
G.
Unit Pendukung............................................................................24
H.
Keadaan Penjualan Saat Ini.........................................................26
BAB III PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH
A.
Air Limbah
Industri.......................................................................27
B. Lingkungan
Kerja Praktek.............................................................33
C.
Pengolahan Limbah......................................................................38
D. Kegiatan Kerja Praktek.................................................................40
BAB IV PENUTUP
A.
Kesimpulan...................................................................................43
B. Saran............................................................................................44
Daftar Pustaka
Lampiran
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Variasi Ukuran Dan Tipe Produk Baja..........................................23
Tabel 2 kegiatan kerja Praktik...................................................................40
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerja
praktek (KP) merupakan salah satu kurikulum yang wajib harus di tempuh oleh
mahasiswa program S1 Jurusan Teknik Lingkungan Sekolah Tinggi Teknologi
Nusantara Indonosia. Selain untuk memenuhi kewajiban akademik, diharapkan
kegiatan tersebut dapat menambah pengetahuan tentang dunia Lingkungan sehingga Mahasiswa
mempunyai pandangan tentanag arah dan tujuan
perkembangan teknologi dan mampu memupuk kreativitas sehingga dapat
memahami permasalahan yang terjadi di dunia Lingkungan dan mampu menumbuhkan
ide-ide baru yang nantinya berguna bagi kemajuan perkembangan IPTEK di
Indonesia yang menunjang perkembangan dunia Lingkungan.
Mahasiswa
sebagai insan akademis yang mempelajari ilmu-ilmu dasar dan perekayasaan sebatas pada teori
saja sangat kurang memahami dan mengetahui secara mendalam aktualitas di
lapangan. Sedangkan
dalam dunia kerja memerlukan pengalaman dan pengetahuan yang menyeluruh dan
kompleks.
Program
Studi Jurusan Teknik Lingkungan merupakan program sudi yang berusaha untuk
mengintegrasikan aspek Teknik
dan aspek manajemen dalam suatu sistem
Lingkungan demi tercapainya efektifitas dan efesiensi dalam system tersebut. Teknik lingkungan sekolah
tinggi teknologi nusantara Indonesia secara khusus melakukan pendekatan melalui
pengenalan system manufaktur yang merupakan sutau sistem yang sudah terstruktur dengan berbagai
permasalahan yang cukup kompleks dalam dunia lingkuangan. Pelaksanaan kerja
praktek ini diharapkan dapat menjadi sarana pengenalan ilmu teoritis dan
hubungan tentang gambaran umum suatu perusahaan industry dengan disiplin ilmu
yang didapatkan dari bangku kuliah. PT. Sermani Steel adalah perusahan yang
bergerak dalam bidang proses pelapisan lembaran baja dengan seng (Zn), hasil produksi dari
perusahan ini dipasarkan di wilayah Indonesia bagian Timur.
PT Sermani Steel merupakan
perusahaan yang manufactur dengan melakukan proses produksi secara
mandiri,Proses produksi yang
dilakukan merupakan proses yang continue,
Sebagai perusahan yang erat kaitanya dengan
ilmu keteknik-industrian, maka PT Sermani
Steel dirasa sangat tepat sebagai tempat pelaksanaan kerja praktek bagi
mahasiswa teknik lingkungan dan mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh di kampus.
B. Tujuan Kerja Praktek
Tujuan
dari pelaksanaan kerja praktek ini antara sebagai berkut :
1. Mahasiswa
dapat mengenali lingkup suatu perusahan secara nyata.,
2. Mahasiswa
dapat melihat langsung permasalahan yang ada di industry dan perbandingannya
yang aplikatif dengan pengetahuan yang sudah diperoleh selama kuliah.,
3. Mahasiswa
dapat mengetahui secara langsung proses pengolahan limbah cair.,
4. Sebagai
langkah awal untuk kemampuan menganalisa masalah kemudian diangkat untuk
kemungkinan
penyusunan tugas akhir.,
C. Manfaat Kerja Praktek
Pelaksanaan kerja praktek telah memberikan manfaat bagi
peserta antar lain sebagi berikut :
1. Peserta
dapat mengetahui kegiatan yang terjadi dalam perusahan secara umum dan
khususnya pada bagian pengolahan limbah cair.,
2. Peserta
dapat membandingkan dan mencoba menyesuaikan pemahaman yang
diperoleh di bangku kuliah dan kenyataan yang terjadi di lingkungan kerja.,
3. Peserta
mendapatkan pemahaman dunia
kerja secara langsung pada perusahan.,
4. Meningkatkan
kemampuan analisis guna menghadapi kebutuhan-kebutuhan
tenaga kerja dimasa mendatang.,
BAB II
GAMBARAN UMUM PT SERMANI STEEL MAKASSAR
A. Sejarah Berdirinya Perusahan
PT Sermani Steel adalah perusahan
yang bergerak dalam bidang proses pelapisan lembaran baja dengan seng (Zn),
hasil produksi dari perusahan ini di pasarkan di wilayah Indonesia bagian
timur. PT.Sermani Steel didirikan pada tanggal 12 Agustus 1970.
Pembangunan PT Sermani Steel didasarkan pada surat
persetujuan presiden Republik Indonesia No. 84/Pres/V/1996, tanggal 22 Mei 1996 dan surat izin
menteri perindustrian No. 217/M/SK/V/1996.
Trial coorporation
dimulai tanggal 22 Agustus
1970 dan mulai beroperasi tanggal 1 September
1970 dan dibuka secara resmi pada tanggal 24 Oktober 1970. Kepemilikan saham PT Sermani Steel Makassar
dipegang oleh :
1.
Tuan H. Syamsuddin Dg. Mangawing
(Indonesia)
2. Nippon Kokan Kabushiki kaisha Coorporation (Jepang)
3. Marubeni Coorporation (Jepang)
Yang telah melalui prosedur yang ditentukan
untuk memperoleh
Pengesahan
hukum berdasarkan surat keputusan menteri kehakiman tanggal 12 Januari 1970 No. J.A.5/V/212.
Modal diserahkan dan disetor sebesar US 700.000 yang masing-masing dari
pemegang saham menambahkan modalnya sebesar :
1.
Tuan H. Syamsuddin Dg.
Mangawing (Indonesia) 22,86%
2. Nippon
Kokan Kabushiki kaisha Coorporation
(Jepang) 38,57%
3. Marubeni
Coorporation (Jepang) 38,57%
PT Sermani Steel didirikan diatas tanah seluas 20790 m2 , dengan luas bangunan pabrik
saat itu seluas 1.827 m2 dan luas kantor 250 m2 serta kapasitas
maksimum produksi yang dapat capai saat itu sebesar 2000 ton (Galvanizing line sheet 1).
Pada tanggal 31 Desember 1976
berdasarkan surat menteri perindustrian No.476. M/SK – 12/1976, modal perusahan
ditingkatkan menjadi US$ 130.000, dimana saham – saham itu dimiliki oleh :
1. Tuan
H. Syamsuddin Dg. Mangawing (Indonesia) 34,52%
2. Nippon
Kokan Kabushiki Kaisha coorporation
(Jepang) 32,74%
3.
Marubeni coorporation (Jepang) 32,74%
Sehubungan
dengan meningkatnya kebutuhan pasar terhadap seng, maka pada triwulan kedua
yakni pada tahun 1979, PT Sermani
Steel meningkatkan hasil produksi hingga 36.000 ton pertahun, juga hasil yang
penting dari peningkatan produksi PT Sermani Steel adalah
kebutuhan dan permintaan
pasar dapat terpenuhi.
Dengan
menggunakan logo hasil produksi yakni cap “Menjangan
(Rusa) “ yang memberikan makna
perdamaian dan ketangkasan.
B. Data Singkat Perusahan
1. Nama
Perusahan : PT. Sermani Steel
2. Alamat : Jl. Urip Sumohardjo Km 7 Makassar
3. Tanggal
dibangun : 1 November 1969
4. Selesai
dibangun : 12 Agustus 1970
5. Luas
tanah : 20790 m2
6. Pabrik
line. 1 : 1710 m2
7. Pabrik
line. 2 : 810 m2
C.
Perkembangan
Perusahan
Setelah
perusahan ini beroperasi 6 (enam) tahun, tepatnya pada tanggal 31 Desembem
1969, berdasarkan surat keputusan menteri perindustrian No. 476/M/12/1976. Maka
saham investor asing ditingkatkan menjadi US$ 1.130.00 dengan pembagian sebagai berikut
:
1. Tuan
H. Syamsuddin Dg. Mangawing (Indonesia) 34,52%
2. Nippon
kokan kabushiki kaisha coorporation
(Jepang) 32,74%
3. Marubeni
coorporation (Jepang) 32,74%
Sampai saat ini, efisiensi produksi PT Sermani Steel cukup
memuaskan dan memiliki kualitas produksi yang telah disambut baik oleh
masyarakat konsumen.
Dari waktu ke waktu perkembangan pabrik dan
pemakai seng dalam wilayah pemasaran PT Sermani Steel, kawasan Indonesia timur cukup
mengembirakan dan mempunyai masa depan yang cukup cerah, sehingga banyak
pengusaha-pengusaha di daerah ini meminta untuk menjadi distributor hasil
produksi, oleh sebab itu PT Sermani
Steel merasa perlu untuk meningkatkan kapasitas produksinya, dan kemudian
mengajukan permohonan kepada pemerintah untuk menambah kapasitas produksinya
yakni dengan membangun 1 unit Galvanizing
Line. Permohonan
perusahan ini diterimah
pemerintah, dan ditetapkan dengan surat keputusan ketua badan koordinasi penanaman modal asing
No.15/VI/PMA/1978, pada tanggal 10 Mei 1978.
Penambahan unit Galvanizing Line ini diwujudkan pada awal triwulan kedua, dengan
demikian terjadi perubahan data perusahan menjadi :
a. Luas
Tanah Tetap : 20790 m2
b. Luas
Bagunan Pabrik : 3582 m2
c. Luas
Ruangan Kantor :
415 m2
d. Unit
Mesin Produksi :
2 Galvanizing Line
e. Kapasitas
Produksi Maksimum Mesin : 36.000
ton/tahun
Sedangkan
dalam hal modal investasi ditingkatkan dari US$
1.130.000,- menjadi US$ 2.712.000,- dengan
presentase bagi ketiga pemilik perusahaan sebagai :
1. Tuan
H. Syamsuddin
Dg. Mangawing (Indonesia) :US$ 963.000,-
2. Nippon
Kokan Kabushiki Kaisha coorporation
(Jepang) : US$ 888.000,-
3. Marubeni
coorporation (Jepang) : US$ 888.000,-
Karena kebutuhan seng (Bjls) semakin meningkat untuk
digunakan, Maka dikelurkan lagi surat keputusan tetap ketua badan koordinasi penanaman modal asing bagi
perusahan dari US$ 2.712.000,- menjadi US$ 3.005.000,-
Penanaman modal ini dimaksudkan untuk mengambil bagian
aktif bagi pembangunan di wilayah
Indonesia Timur khususnya dan di Indonesia pada umumnya, serta turut memberikan
sumbangan bagi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia.
D. Struktur
Organisasi dan Job Description Perusahan
1.
Struktur Organisasi
Untuk membantu kelancaran roda perusahan, maka struktur perusahan
diatur sebagai berikut :
1. Direktur
merupakan penanggung jawab perusahan kepada pemegang saham.
2. General Affair / personal
Manager
Sub
bagian dan pimpinan
ini mempunyai 2 (dua) asisten,
yaitu :
a. Phone/telex operator
b. General affair /fax
operation
3. Financial accounting Manager
Manager
bidang keuangan ini dibantu oleh 2 (dua) staff, yaitu :
1. Acconting staff
(3 orang)
2. Financial staff
(1 orang)
4. Sales manager
Pimpinan ini bertanggung jawab sebagai penanggun jawab urusan
pemasaran hasil produksi dan dibantu oleh dua sales staff.
5. Purchase manager
Manager pembeli ini mngurus masalah
pembelian bahan baku untuk produksi, manager ini dibantu oleh seorang asisten
manager dan asisten manager dibantu oleh order dan payment administration.
6. Factory Manager
Manager produksi ini dibantu oleh
production consultant, juga dibantu oleh 4 supervisior pada bagian-bagian :
1) Production Galvanizing Iron
Sheet (GIS) supervisor
2) Finish production control
supervisor
3) Maintenance supervisor
4) Shearing and conyated
supervisor
2.
Job Distription
a.
Direktur
Direktur
merupakan penanggung jawab perusahan kapada pemegang saham perusahan. Dan
mengawasi kegiatan managerial dari setiap fungsi yang ada, keseluruhan kegiatan
managerial tersebut disusun dalam satu laporan kemudian akan diteruskan ke manager direktur.
b. General Manager
General
manager bertugas memimpin atau mengawal jalannya perusahan, yaitu mengawal
bawahan mereka untuk selanjutnya bertanggung jawab kepada manager direktur sehingga dapat dikatakan bahwa
general manager adalah asisten direktur.
c. General Affair Manager
General Affair ini
bertanggung jawab kepada general manager. Dengan tugas dan wewenang
sebagai berikut :
1) Memberi Informasi yang dibutuhkan
oleh pimpinan.
2) Membuat
dan menyampaikan laporan perkembangan perusahan kepada departemen perdagangan,
departemen perindustrian dan kepada departemen tenaga kerja. Mengatur kesejahteraan
karyawan, cuti tahunan, pengadaan atau pemeliharaan kantor.
d. Financial
Accounting
Bertanggung
jawab kepada general manager, dan mempunyai tugas serta wewenang sebagai
berikut :
a. Mengatur
perhitungan biaya secara umum, laba-rugi, dan mengatur dana pembayaran.
b. Secara
umum mengatur hal-hal yang menyangkut
kebutuhan pabrik.
c. Membuat
laporan umum tentang keuangan kepada pimpinan.
e. Sales Manager
Bertangun
jawab kepada general manager, dan mempunyai tugas serta wewenang untuk mengatur
penjualan-penjualan baja lembaran tipis seng hasil produksi yang disalurkan
melalui distributor.
f. Purchasing
Bertanggung
jawab kepada general manger, dan mempunyai tugas serta wewenang untuk
menyediakan bahan baku setengah jadi (Raw Material), suku cadang serta
keperluan lainnya yang berhubungan dengan pabrik dalam menjamin kelancaran
produksi.
g. Factory Manager
Bertanggung
jawab kepada general manager, dan mempunyai tugas serta wewenang sebagai
berikut :
a. Bertanggung
jawab terhadap kelancaran produksi perusahan dengan berdasarkan pengawasan yang
telah ditetapkan.
b. Memimpin
dan mengkoordinasi pekerjaan-pekerjaan dan teknik dalam pabrik.
c. Mengawasi
dan mengontrol dengan cermat jalannya perusahan dalam proses produksinya.
E. Peraturan
Kerja dan
Upah
1.
jam kerja
Sistem kerja pada PT Sermani Steel dari hari
senin sampai dengan hari sabtu adalah sebagai berikut :
Shift I : 08.00 – 16.00
12.00 – 13.00 (Istirahat)
Shift II : 16.00 – 24.00
18.00 – 19.00 (Istirahat)
Shift III : 24.00 – 08.00
a) Jam
kerja untuk pegawai kantor sebagai berikut :
Senin – jum’at : 08.00 – 16.00
: 12.00 – 13.00 (Istirahat)
Sabtu – minggu : Libur
b) Jam
kerja untuk pegawai pabrik sebagai berikut :
Senin – sabtu : 08.00 – 16.00
: 12.00 – 13.00 (Istirahat)
Minggu : Libur
2. Upah
karyawan
Sistem
pemberian upah pada PT Sermani
Steel coorporation dibagi atas dua
bagian, yaitu :
a. Upah
bulanan
Upah bulanan diberikan kepada karyawan
tetap yang besarnya tergantung pada golongan pada tingkat kepegawaiannya, upah
ini ditetapkan dengan peraturan yang dikeluarkan oleh perusahaan.
b. Upah
lembur
Upah
ini diberikan kepada karyawan yang bekerja dalam sehari yang diluar jam kerja
yang telah ditetapkan.
i.
Produksi
Seng Secara Garis Besar
Pada
zaman dulu masyarakat Indonesia menggunakan dedaunan, bambu maupun alang-alang sebagai
atap rumah mereka, namun sering dengan perkembangan ilmu dan teknologi (IPTEK)
serta dituntun dengan peningkatan sumber daya manusia (SDM) pula masyarakat
kini lebih menggunakan atap seng maupun genteng sebagai atap rumah mereka.
Tingginya akan kebutuhan pasar terdapat atap rumah, yang dalam hal ini seng,
mengakibatkan peningkatan produksi atap seng setiap tahunnya. Hal ini didorong baik
dari kualitas, produktifitas, maupun dari harga atap seng yang cukup murah.
Dalam hal ini
PT Sermani
Steel merupakan sala satu industri
logam khususnya atap seng yang bergerak dibidang proses produksi Baja lembaran lapis seng
atau galvanizing iron sheed (GIS) dengan logo cap rusa dengan bentuk flat-rata
dan bentuk gelombang. Proses produksinya diawali dengan proses bahan baku
kemudian dilanjutkan dengan proses Galvanizing
dan dilanjutkan dengan proses Stamping
kemudian shearing Line lalu terakhir proses coorrugation
untuk membentuk BjLS
bentuk gelombang.
Seng,
merupakan lembaran tipis baja yang diberi lapisan seng, agar tidak muda terjadi
karat atau korosi. Penutup
atap seng dapat dipasang langsung pada gordin, tampah reng, dan dapat dipasang pada kemiringan atap yang
lebih datar. Karena
beratnya relative ringan, maka dapat digunakan konstruksi penopang atau
kuda-kuda yang sederhana. Namun demikian, atap seng harus dipasang cukup kuat untuk
menghindari terlepas dan terangkatnya seng akibat terpaan angin yang besar .
1. Flow cart proses
dan mesin-mesin produksi
Diagram
aliran adalah diagram yang menunjukan urutan-urutan pekerjaan dari awal hingga
akhir. Diagram sebagai berikut:
Pinch roll
|
Uncoiler with coil lefter
|
Pitch roll with thefcading table
|
Sheam Welder
|
shear
|
Deflector roll
|
Degreasing tank 1
|
Degreasing tank 2
|
Water rinsing tank
|
Tension bridle roll
|
Loop Tower
|
Tension bridle roll
|
Acid packler 1
|
Acid packler
2
|
Water rinsing
tank
|
Cooling tower
|
Driyer
|
Tension bradle roll
|
Feed
roll
|
Rotary shear
|
Gondut conveyer
|
piller
|
Berikut
adalah penjabaran dari alat
produksi :
1. Bahan
baku
a. CRC
(Steel Sheet in Coil)
CRC
atau bisa disebut baja lembaran cenai dingin yang banyak dikenal dengan nama
“Baja Putih” (White Steel) adalah
salah satu bentuk produksi yang dihasilkan dari pengerolan dingin. Baja
lembaran dingin (CRC) memiliki kualitas produk yang lebih baik, lebih tipis
dengan ukuran yang persis, serta
mempunyai sifat mekanis yang baik dan formabilty
yang sangat bagus. CRC dimanfaatkan dalam proses pembentukan karena materi ini
memiliki formabity,weldability,dan
kualitas roughness yang lebih baik.
CRC dipakai juga untuk aplikasi dalam industry galvanizing (zinc-coating), enamelware (porcelain-coating), dan
digunakan sebagai bahan baku pembuatan kaleng makanan berlapis timah (tin mill-black plate) dalam industri
makanan dan minuman.
Bahan
baku ini diperoleh dengan membeli dari PT Krakatau Steel dan diimpor
langsung dari Thaliand, Bangladesh,UEA,
dan Jepang. Untuk lembaran baja yang dikuatkan (annealed sheet), kisaran
ketebalan CRC yang dihasilkan oleh PT Krakatau Steel adalah 0,20-0,50 mm,
selebihnya ketebalan dari 0,20 mm di impor dari luar. PT Sermani steel menggunakan
CRC sebagai bahan baku utama
proses galvanizing (zinc-coating) untuk
memproduksi BjLS (Baja Lembaran Lapis Seng)
b. Zinc lngot
Zinc
lngot adalah logam Zinc (Zn) berbentuk batangan yang telah dipadukan dengan
berbagai unsur. Zinc lngot
sebagian disuplai dari PT Krakatau
Steel dan sebagian diimpor
dari Jepang dan polandia. Zinc
ingot dipanaskan dengan suhu tinggi dan dilebur hingga menjadi cairan yang selanjutnya
melalui proses galvanizing line akan melapisi baja lembaran.
Sedangkan bahan pembantu yang digunakan untuk menghasilkan seng, terdiri dari :
a) Algalva ingot
(aluminium galvanizing) digunakan untuk mengkilatkan logam (membuat corak permukaan seng).
b) Ammonium
Clorida untuk mencegah
terjadinya proses oksidasi.
c) Hydrochlore
Acid yang
akan digunakan untuk menghilangkan lapisan karat.
d) Meta
Cleaner yang akan menghilangkan kotoran oli pada permukaan lembaran baja lapis
seng.
e) Chromic
Acid (Asam Khromat) sebagai pencegah karat pada baja lembaran lapisan seng.
f) Lead
Ingot (Timah Hitam) sebagai stabilisator temperator pada galvanizing pot.
g) Light
Oil (Solar) bahan bakar minyak untuk
genset dan forklift
h) Heavy
Oil (Marine Oil) untuk bahan bakar tungku pembakaran
2. Galvanizing Line
Galvanizing line
adalah proses pembuatan BjLS
dimana prosesnya dimulai dari bahan baku, furnace,
stamping, shearing dan kemudian terakhir packing.
Berikut
alat proses galvanizing, yaitu :
a. Pada
proses ini bahan baku utama yang berbentuk gulungan (CRC) dibuka dan diletakkan
pada mesin uncoiler dengan menggunakan crane.
b. Baja
lembaran dibersihkan di degresing tank pertama dan kedua dengan
air panas yang dicampur dengan meta cleaner berfungsi untuk menghilangkan
minyak yang ada pada baja lembaran dengan suhu 60ºC-75ºC.
c. Baja
lembaran dibersihkan dibak ketiga (water
rinsing tank) untuk menghilangkan sabun yang melekat pada baja lembaran.
d. Kemudian
bridle roll I berfungsi untuk menarik baja lembaran, penempatannya sebelum loop tower.
e. Baja
lembaran masuk ke loop tower
f.
Kemudian (bridle roll ll)
roll penarik baja lembaran sesudah loop
tower.
g. Baja
lembaran dibersihkan di acid
pikling tank bak keempat dan kelima dengan air yang berisi larutan HCI (air
keras).
h. Baja
lembaran dibersihkan di water quenching
tank bak keenam dengan air panas dengan temperature
± 70ºC.
i. Baja
lembaran kemudian masuk ke galvanizing
pot untuk pelapisan timah dengan temperatur
± 500ºC.
j. Baja
lembaran masuk ke cooling tower
berfungsi sebagai pendingin dilengkapi
dengan 4 kipas angin untuk mendinginkan BjLS
yang keluar dari Galvanizing pot.
k. Setelah
keluar dari ruang pelapisan zinc,
baja lembaran dimasukan ke cooling tank untuk proses pendinginan yang turun
dari cooling tower.
l. Setelah
proses pendinginan lalu proses cromic acid tank(untuk ketahanan lapisan timah)
dengan temperatur
±60ºc.
m. Kemudian
ke proses pengeringan (dryer)
n. Baja
lembaran kemudian diberikan cap rusa (Bridle Roll III).
o. Setelah
itu baja lembaran masuk ke measuring roll berfungsi untuk mengukur panjang BjLS.
p. Setelah
itu masuk ke shearing macehine yang berfungsi untuk pemotongan BjLS sesuai dengan ukuran sin.
q. Setelah
itu desk inspection berfungsi sebagai meja inspeksi untuk menentukan kualitas BjLS yang diproduksi.
r. Kemudian
primer piller berfungsi sebagai meja penyusun barang jadi yang suda dipotong di shearing machine sesuai
dengan SNI 70-20530-2006.
3. Tahapan proses Galvanizing
a. Galvanising line
adalah suatu proses di mana
Bahan baku utama yang
berbentuk gulungan (CRC) dibuka dan kemudian diletakan pada mesin uncoiler
dengan menggunakan crane, kemudian baja lembaran dimasukan pada bak pertama dan
bak yang kedua yang berisi air panas guna untuk menghilangkanya yang ada pada baja
lembaran yang suhunya 60ºc sampai 75ºc, kemudian masuk ke bak ketiga gunanya untuk menghilangkan
sabun yang melekat pada baja lembaran, setelah proses pencucian tahap
selanjutnya baja lembaran dimasukan ke looper fungsinya agar pada saat proses
welding, baja lembaran tidak terputus
dibagian pemotongan dibagian finishing, setelah melalui looper baja lembaran masuk ke proses
pencucian yang mengandung HCl
pada bak ke empat dengan kadar 5% dan bak ke lima mengandung HCl dengan kadar 7%. Ketentuan
tersebut dapat beruba-uba tergantung pada kondisi baja lembaran, semakin kotor
baja lembaran maka kadar HCl
ditiap-tiap bak semakin tinggi.
Lalu terakhir ke bak ke enam dibersihkan dengan air panas.
Kemudian
tahapan selanjutnya masuk ke furnace untuk pelapisan tima,lalu setelah itu masuk proses
pendinginan, dan kemudian masuk ke proses chrome di chromate tank fungsinya
untuk ketahanan pada baja lembaran supaya terhindar dari korosi dan warna pada
baja lembaran tidak pudar, lalu setelah
itu masuk ke bagian proses pangeringan diderying
conveyer, dan kemudian masuk ke proses tank pin Line guna untuk memberi
tanda pada produsen ”cap
rusa” dan selanjutnya ke proses pemotongan baja lembaran sesuai dengan ukuran
dan ketebalan yang diinginkan, dan tahapan yang terakhir packin.
b. Welding
(las)
Welding adalah suatu proses
penyambungan dari coil yang pertama
agar proses baja lembaran tidak terputus.
c. Fumace
(Galvanizing pot)
Proses furmace adalah proses
pelapisan dengan logam dimana struktur dicelukan kedalam lelehan logam pelapis.
Antara pelapis dan logam yang dilindungi terbentuk ikatan metalurgi yang baik
karena terjadinya proses perpaduan antara muka (interface all oying). Proses
ini terbatas untuk logam yang memiliki titik lebur renda misalnya tima, seng
dan alumunium. Pada proses kali ini
dipakai media pelapis seng dimana baja yang telah mengalami proses galvanizing
akan terlapis seluruhnya dengan seng yang terikat kuat secara metalurgi dengan
membentuk lapisan Fe-Zn yang memberikan efek tahan korosi. Pelapisan seng hanya
akan terjadi jika permukaan yang akan dilakukan Galvanizing bersih secara
kimiawi. Kualitas pelapisan yang baik terletak pada persiapan pernukaan yang
baik dan benar.
d. Stamping
Line (Bride Roll III)
Baja
lembaran hasil dari proses Galvanizing Line kemudian diproses kedalam stamping
Line. Proses dalam stamping Line
bertujuan untuk memberikan tanda produk produsen “cap rusa”
e. Shearing Line
Shearing
line adalah proses pemotongan CRC sesuai dengan
ukuran dan ketebalan yang diinginkan
f. Pada
proses shearing Line menggunakan tiga sistem, yaitu
1) Sistem
mekanik
2) Sistem
pneunatik
3) Sistem
elektro pneunatik
g. Corrugation line
Setelah
proses stangping line, proses
selanjutnya terbagi
dua. Untuk BjLS flat/ rata proses telah selesai dan siap untuk dipakai dan
dipasarkan sedangkan untul BjLS bentuk gelombang dibutuhkan proses selanjutnya
di corrugatin line. Pada
line ini BjLS flat hasil dari stamping diproses
dengan mesin corrugation untuk membentuk BjLS menjadi bentuk gelombang sesuai
dengan ukuran pesanan
Table.2.1 : variasi ukuran type and
produk baja lembaran PT Sermani
Steel
No
|
Type
|
Size
(mm)
|
Keterangan
|
1
|
Type
1
|
0,20x762x1524
|
Continue
|
2
|
Type
2
|
0,20x762x1829
|
Continue
|
3
|
Type
3
|
0,20x762x2134
|
Continue
|
4
|
Type
4
|
0,20x726x2438
|
Continue
|
5
|
Type
5
|
0,20x762x2743
|
Continue
|
6
|
Type
6
|
0,20x762x1529
|
Continue
|
7
|
Type
7
|
0,20x762x3048
|
Continue
|
8
|
Type
8
|
0,20x914x1829
|
Continue
|
9
|
Type
9
|
0,20x914x2134
|
Continue
|
10
|
Type
10
|
0,20x914x2438
|
Continue
|
11
|
Type
11
|
0,20x914x2743
|
Continue
|
12
|
Type
12
|
0,25x914x1829
|
Continue
|
13
|
Type
13
|
0,30x914x1829
|
Continue
|
14
|
Type
14
|
0,55x914x1829
|
Continue
|
15
|
Type
15
|
0,40x914x1829
|
Discontinue
|
16
|
Type 16
|
0,50x914x1829
|
Continue
|
G. Unit
Pendukung
1. Machinery Maintanance
Unit
ini bertugas untuk memelihara dan mengadakan perbaikan pada unit-unit produksi,
atau peralatan mekanis lainya yang ada dalam pabrik. Adapun mesin-mesin yang
ada pada unit adalah sebagai berikut:
a. Autu
cut (1
unit)
b. Gurinda
tangan/Disc Grinder (3 buah)
c. Gerinda
dudukan/Grinding machine (1buah)
d. Mesin
bubut 3 meter (2
buah)
e. Mesin
bubut 1,5 meter (1
buah)
f. Mesin
las 450 A (2
buah)
g. Mesin
las 400 A (1
buah)
h. Mesin
skrap (1
buah)
i. Mesin
Bor dudukan (1
buah)
j. Ragum
tangan (3 buah)
k. Ragum
meja (4
buah)
l. Brender
cor/cutting torch (2 buah)
m. Brender
bakat/welding trip (2 buah)
n. Mesin
bor magnet (1
buah)
o. Takel
katrol (3
buah)
2. Electrociti Maintanance
Unit
ini bertugas untuk menjaga,
merawat dan memperbaiki peralatan listrik, seperti motor listri,
instrument-instrumen listrik dan instalasi listrik dalam lingkungan pabrik.
3. Forklift driver
Unit
ini bertugas dalam pengangkuatan barang-barang dalam pabrik,sehingga dapat
mendukung jalanya proses produksi. Forklift
Driver ini mengangkat bahan baku lembaran/gulungan baja dari werehouse-raw.
Kemudian mengangkat hasil produksi ke Werehouse
Finished Product,serta keperluan transportasi bahan dan produksi lainya
dalam lingkungan pabrik.
4. Westewater Treatment
Unit ini bertugas
dalam melayani dan memproses air buangan (air limbah) industri, agar ini betul-betul memenuhi syarat
sebagai air yang tidak mengandung Zat-zat kimia yang dapat merusak lingkungan
disekitar pabrik dan masyarakat yang membutuhkan air disekitar pabrik tersebut. Kadar air yang telah
diproses dari unit suda memenuhi standar dengan PH yang sesuai dengan yang
disyaratkan.
5. Werehouse Finished Product
Unit ini bertugas untuk memeriksa
dan mempersiapkan seng hasil produksi, agar segera dipasarkan melalui
distributor.
6. Werehouse Raw Material
Unit bertugas untuk
menginveritarisasi bahan-bahan kebutuhan produksi, seperti: bahan baku,Zin
ingot, heavy oil dan lain-lain untuk keperluan produksi.
7. Guardman
(Security)
Unit ini bertugas memeriksa semua
kehadiran pegawai, menerima surat-surat yang masuk ke perusahaan kemudian
mengantarnya kebagian yang dituju tersebut, serta bertanggung jawab atas
keamanan pabrik setiap saat.
8. Car Driver
Unit ini bertugas melayani
pengangkutan baik umtuk keperluan komersial perusahan maupun kepentingan
kesejahteraan karyawan seperti rekreasi, penjemputan dan lain-lain.
ii.
Keadaan
Penjualan Saat Ini
Saat
ini PT Sermani
Steel memproduksi 3 jenis seng, yaitu seng gelombang besar, seng gelombang
kecil, dan spandek. Seng gelombang kecil dan gelombang besar diproduksi jika
perusahan telah menyepakati dari hasil rapat saham.Sedangkan spandek diproduksi
jika ada pesanan saja.
Permintaan pasar penggunaan seng sekarang ini suda sangat berkurang , maka dari itu
produksi seng di PT Semani
Steel mengurangi tenaga kerjanya untuk tetap eksis di jaman sekarang
BAB
III
PROSES
PENGOLAHAN AIR LIMBAH PT SERMANI STEEL
A.
Air Limbah Industri
1.
Pengertian
Limbah industri
bersumber dari kegiatan industri baik karena proses secara langsung maupun
tidak langsung. Limbah yang bersumber langsung dari kegiatan industri yaitu limbah
yang terproduksi bersamaan dengan proses produksi sedang berlangsung, dimana
produksi dan limbah hadir pada saat
yang sama, sedangkan limbah tidak langsung terproduksi sebelum proses maupun
sesudah proses produksi. Menurut (Udin djabu, 4:
1990/1991) Limbah cair adalah air yang membawa sampah dari tempat tinggal,
bangunan perdagangan, dan industri berupa campuran air dan bahan padat terlarut
atau bahan tersuspensi.
Air limbah berperan dalam kehidupan
karena selain mengandung air juga terdapat zat-zat organic dan anorganik yang
diperlukan pada batas-batas tertentu. Oleh
karena itu, ada
dua peranan air limbah dalam kehidupan yakni peranan yang positif dan negatif.
Peranan positif apabila air dengan kualitas parameter yang dikandungnya sesuai
penggunaannya antara lain untuk irigasi, rekreasi dan lain-lain. Peranan air
yang lebih baik banyak negatifnya karena manusia tidak merasa berkepentingan
akan air limbah tersebut. Air limbah dianggap sebagai air yang tidak berguna atau
tidak diperlukan lagi. Oleh
karenanya mereka membuang begitu
saja tanpa mempertimbangkan segi negative yang mungkin timbul balik terhadap
sumber daya alam hayati dan nonhayati. Peranan negatif tersebut termasuk pengaruhnya
terhadap kesehatan manusia dari lingkungannya. Baik secara langsung maupun
tidak langsung (Gintings,4:
1985)
2. Karateristik Limbah Cair
Menurut (Gintins, 6: 1995), analisis sifat-sifat
limbah cair sangat penting untuk menetapkan jenis parameter pencemar yang
terdapat didalamnya. Parameter
limbah adalah komponen yang terdapat dalam air limbah dan digunakan sebagai
indicator. Sifat-sifat air limbah dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu:
a. Sifat
Fisik Air Limbah
Sifat
fisik suatu limbah ditentukan berdasarkan jumlah padatan terlarut, dan total
padatan, tersuspensi, alkalitas, kekeruhan, warna,
salinitas, penghantar listrik, bau, dan temperatur. Sifat fisik ini beberapa
diantaranya dapat dikenali secara visual tapi untuk mengetahui secara lebih
pasti maka digunakan analisa laboraturium.
1) Padatan
Dalam limbah ditemukan zat padat yang secara
umum diklasifikan kedalam dua golongan besar yaitu padatan terlarut dan padatan
tersuspensi. Padatan tersuspensi terdiri dari partikel koloid dan partikel biasa. Padatan tersuspensi
mempunyai diameter yang lebih besar dari pada padatan terlarut. Padatan tersuspensi
mempunyai diameter antara 0,01
mm sampai dengan 0,001
mm. Pemahaman terhadap jenis-jenis padatan amat dibutuhkan dalam upayah mengendalikan pencemaran.
2) Kekeruhan
Sifat keruh air dapat dilihat dengan mata
secara langsung karena ada partikel koloidal (diameter 10 – 8 µm) yang terdiri
dari dari kwartz, tanah liat, sisa bahan-bahan, protein, dan ganggang yang
terdapat dalam limbah. Kekeruhan
merupakan sifat optis larutan. Sifat
keruh membuat hilang nilai estetikanya.
3) Bau
Sifat bau limbah disebabkan karena zat-zat
organik yang telah berurai dalam limbah mengeluarkan gas-gas seperti sulfida
atau amoniak yang menimbulkan penciuman tidak enak bagi penciuman disebabkan
adanya campuran dari nitrogen, sulfur, dan fosfor yang berasal dari pembusukan
protein yang dikandung limbah. Bau
yang diakibatkan limbah merupakan suatu indikator bahwa terjadi proses alamiah.
Dengan adanya bau ini akan lebih mudah menghindarkan tingkat bahaya yang
ditimbulkannya dibandingkan dengan limbah yang tidak menghasilkan bau.
4) Temperatur
limbah yang mempunyai temperatur panas yang
akan mengganggu pertumbuhan biota tertentu. Temperatur yang di keluarkan suatu
limbah cair harus merupakan termperatur alami, Suhu berfungsi memperlihatkan aktifitas
kimiawi dan biologis.Pada suhu tinggi pengentalan cairan berkurang dan
mengurangi sedimentasi, Tingkat
zat oksidasi lebih besar pada suhu tinggi dan pembusukan jarang terjadi pada
suhu rendah.
5) Warna
Warna dalam air di sebabkan adanya ion-ion
logam besi dan mangan (secara alami), humus, planton, tanaman air dan buangan
industri. Warna berkaitan dengan kekeruhan, dan dengan menghilangkan kekeruhan
kelihatan warna nyata. Demikian
juga warna dapat di sebabkan zat-zat terlarut dan zat tersuspensi, Warna menimbulkan
pemandangan yang jelek dalam air limbah meskipun warna tidak menimbulkan sifat
racun.
b. Sifat
Kimia Air Limbah
Karakteristik
kimia air limbah di tentukan oleh biochemical
oksigen demand (BOD), chemical
oksigen demand (COD) dan logam-logam berat yang terkandung dalam air
limbah.
1) Keasaman
Air
Keasaman
ditetapkan berdasarkan tinggi rendahnya konsentrasi ion hidrogen dalam air. Air buangan yang mempunyai
pH tinggi atau rendah menjadikan air steril dan sebagai akibatnya membunuh
mikro organisme air yang diperlukan untuk keperluan biota tertentu. Demikian juga
makhluk-makhluk lainnya,
tidak dapat hidup seperti ikan. Air
yang mempunyai pH rendah membuat air menjadi korosif terhadap bahan-bahan
konstruksi besi yang kontak dengan air. Limbah air dengan keasaman
tinggi bersumber dari buangan yang mengandung asam seperti air pembilas pada
pabrik pembuatan kawat atau seng. Air
limbah pabrik ini sebelum dibuang pada perairan pada umumnya dinetralisasi
dahulu. Buangan
air bersifat alkalis (biasa) bersumber dari buangan mengandung bahan-bahan
organik seperti senyawa karbonat, bikarbonat dan hidroksida.
2) Besi
dan Magnesium
Besi
dan magnesium yang teroksidasi
dalam air berwarna kecoklatan dan tidak larut mengakibatkan gangguan air
menjadi terbatas. Air
tidak dapat lagi dipergunakan untuk air rumah tangga, cucian, dan air industri. bahan ini berasal dari
larutan batu-batuan yang mengandung senyawa Fe atau Mn seperti Pyrit, hematit,
mangan dan lain-lain. Dalam buangan limbah industri kandungan besi berasal dari
korosi pipa air mineral logam sebagai hasil reaksi elektro kimia yang terjadi
pada perubahan air yang mengandung padatan larut mempunyai sifat menghantarkan
listrik dan ini mempercepat terjadinya korosi. Untuk menghindari kandungan besi
dan magnesium dalam air keperluan ketel dilakukan treatment karena kandungan
logam-logam ini dalam ketel akan membuat korosi pada dinding ketel.
3) Logam-logam
berat dan beracun
Logam berat pada umumnya adalah metal-metal
seperti oppel, selter pada cadnium, air raksa, lead, chornium, iron dan nikel.
Metal lain yang juga termasuk metal berat adalah arsen, selenium, cobalt,
mangan dan aluminium.
c. Sifat
Biologis
Bahan-bahan
organik dalam air terdiri dari berbagai macam senyawa. Protein adalah salah satu senyawa
kimia organik yang membentuk rantai kompleks, mudah terurai menjadi
senyawa-senyawa lain separti asam amino sebagai bahan organik mengandung
karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, dan phosfor. Penyebab bau busuk pada
suatu limbah adalah dekomposisi dari zat-zat tersebut dalam jumlah besar.
Karbohidrat dengan rumus (CH2O)n yang mempunyai komposisi
karbon, hidrogen dan oksigen merupakan suatu polimer yang tersusun dari senyawa
menomer-menomer.
B.
Lingkungan
Kerja Praktek
1. Faktor Fisik
Sebagai
mana diketahui Hygine perusahaan dan keselamatan kerja adalah untuk menciptakan
tenaga kerja yang sehat dan produktif dengan sasaran utama lingkungan kerja.
Lingkungan kerja yang sehat akan
memberikan pengaru besar terhadap peningkatan produktifitas bagi tenaga kerja.
Untuk mencapai hasil yang optimal, pekerjaan harus dilakukan dengan
efesien mungkin dan didukung oleh lingkungan kerja yang sesuai dengan
syarat-syarat kesehatan. Lingkungan kerja yang
dimaksud meliputi iklim kerja,
kebisingan, pencahayaan, debu dan bahan kimia yang berbahaya. Efek tersebut dapat dijadikan
acuan untuk melihat
kondisi atau keadaan lingkungan PT. Sermani Steel sehingga dapat diuraikan
sebagi berikut :
a. Iklim
kerja (tekanan panas)
Tekanan
panas memenuhi syarat-syarat kesehatan,
dimana setiap ruangan produksi dilengkapi dengan fentilasi yang cukup
luas, sehinga pekerjaan dalam melaksanakan pekerjaan merasa nyaman, diluar
gedung produksi terdapat banyak pohon rindang yang memberi terhadap lingkungan PT. Sermani
Steel menjadi lebh sejuk dan nyaman.
b. Kebisingan
Dampak
yang timbul akibat operasi mesin yaitu kebisingan. Kebisingan yang paling besar
terjadi pada mesin pengelombangan, karena pada bagian tersebut memilki daya
yang besar untuk menekan lembaran-lembaran seng yang tentunya mengundang reaksi
gesekan yang besar dari plat seng tersebut sehingga menimbulkan kebisingan. Namun setelah dilakukan
penelitian mengenai pengaruh tingkat kebisingan yang ditimbulkan ternyata tidak
melebihi frekuensi ambang
batas pendengaran manusia (berkisar antara 90-100 dB),tetapi dalam hal ini
operator sebaiknya menggunakan alat pelindung telinga.
c. Debu
Dari semua produksi
yang dilakukan, dapat dilihat bahwa tidak ada proses produksi yang dapat menimbulkan debu yang
berlebihan yang dapat mengganggu para
pekerja dalam melakukan kegiatan operasional.
2. Faktor Kimia
Proses
produksi yang mengunakan bahan kimia yaitu terdapat pada bagian galvanizing line. Bahan kima yang
digunakan adalah HCl, Chromic Acid, Specia Flux dan
larutan kimia.
Limbah cair merupakan hasil sisa
dari proses rikling dengan HCl
dan pelapisan dengan kromik
acid diolah tersendri prosesnya dilakukan pada wastewater treatment, sedankan
pada tenaga kerja pada bagian itu mengunakan alat pelindung diri, yaitu masker dan sarung tangan untuk
menhindari kontak dengan bahan kimia tersebut.
3. Faktor Biologi
Pada PT. Sermani steel factor biologi
samgat menonjol pada air buangan industry, dimana pada air tersebut terdapat
zat renik atau mikroorgamisme berupa lumut, bakteri, virus, dan lain-lain.
Mikro orgamisme tersebut dapat membantu dalam proses pengolahan air limbah lelalui
pemecahan zat-zat organic menjadi seyawa yang sederhana dengan cara anaerob
maupun kombinasinya.
4. Faktor Ergonomi
Penerapan ergonomi pada PT. Sermani steel
sudah memenuhi syarat, dimana peralatan-peralatan kerja yang digunakan sudah
disesuaikan dengan kondisi fisik tenaga kerja sehingga tercipta kenyamanan
dalam berkerja.
5. Keselamatan Kerja
Sebagimana diketahui
bahwa keselamatan dan kesehatan kerja merupakan spesialisasi tersendiri, karena
didalam pelaksanaanya disamping dilandasi oleh peraturan perudang-undangan, juga dilandasi
oleh ilmu tertentu seperti ilmu klinik dan ilmu medik.
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang
bertujuan untuk mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan kerja dan
memjamin bahwa :
b) Setiap
tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja dalam keadaan sehat.
c) Setiap
sumber produksi dipergunakan secara aman dan efisien.
d) Proses
produksi dapat berjalan lancar.
6. Sistem Pengendalian
Kebakaran
Untuk
mengantisipasi terjadinya kebakaran maka pada PT Sermani steel Makassar telah
menyiapkan 16 unit APAR (Alat Pemadam Ringan) dan ditempatkan disetiap ruangan
dan juga terdapat 4 (empat) unit Hydrant,
dengan melihat peralatan pemadam kebakaran yang dapat dikatakan sudah memenuhi
syarat dimana
APAR tersebut ditempatkan ditempat yang mudah dijangkau dan mudah dilihat
dengan menggunakan ketinggian kira-kira 1,25 m dari lantai dan berada pada jalur
arah reflex pelarian pada PT Sermani
steel Makassar, sistem
pemadam yang paling baik digunakan yaitu
isolasi dan pendingin atau
yang lebih tepat digunakan Dry Chemical, dimana
industri ini merupakan industri
logam yang baik
terjadi kebakaran akan menimbulkan api yang tergolong api kelas D yakni
kebakaran yang terjadi pada logam mudah terbakar yang sangat cocok dengan sistem pemadam isolasi dan
pendingin.
a. Listrik
Suplay daya listrik yang digunakan adalah
listrik PLN dan dua buah mesin diesel sebagai cadangan bilah aliran listrik PLN padam.
b. Sistem Pengamanan Mesin
Setiap mesin yang digunakan memiliki
alat mengaman dimana rol-rol yang berputar berada dalam wadah tertutup, Rantai-rantai penerus sebagai alat penghubung antara
rol yang satu dengan yang lainnya berada pada bagian bawah sehingga para tenaga
kerja dapat terhindar dari bahaya.
c. Alat
Pelindung Diri
Pada PT Sermani steel Makassar, alat
pelindung sudah mendapat perhatian yang cukup
dimana para karyawan diberi alat pelindung diri antara lain: sepatu
boot, masker, dan pelindung telinga, sarung tangan, namun dalam penggunaannya
karyawan masih belum bisa membiasakan diri sehingga alat pelindung diri tidak
terlalu perlu untuk dipakai, kesadaran karyawan tentang penggunaan alat
pelindung diri masih tergolong kurang. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh faktor kurangnya pengetahuan
tentang kecelakaan akibat kerja dan penyakit sehingga perlu diadakan pelatihan
Hiperkes dan K3.
C.
Pengolahan
Limbah
a. Limbah
cair (Wastewater)
Wastewater treatment adalah
pemurnian air limbah yang dihasilkan dari proses produksi sehingga air limbah
tersebut saat dialirkan tidak mengganggu sesudah dicampur dengan zat kimia,
setelah mengalami proses wastewater treatment air digunakan sebagai tempat
membudidayakan ikan mas yang sangat sehat dan berkembang biak dengan baik. Hal ini
menandakan bahwa limbah air dari
perusahan sudah tidak berbahaya lagi,
sebelum dialirkan kesaluran-salauran tertentu sehingga tercapai titik
akhir yaitu laut.
Adapun proses-proses dari wastewater treatment pada PT.Sermani steel adalah sebagai berikut :
a) Limbah
cair yang keluar dari kedua galvanizing
line I dan II dialirkan melalui bak inlet yaitu V1 dan V2 siap untuk
dinetralisir (untuk limbah HCI).
b) Limbah
Chrom line I dan II dialirkan masuk
kedalam bak V3
kemudian di pompa masuk kedalam bak V4
(Tanki Reduksi) untuk dinetralisir
menggunakan NaHSO4
atau batu kapur dan H2SO4. setelah itu di
alirkan ke bak V5 (Tanki Reaksi) kemudian dialirkan ke bak V9 (Tanki Sevalator)
c) Limbah
HCI di bak V1 dan V2 dipompa masuk kedalam bak V6 (tanki Reaksi) untuk dinetralisir dengan Ca(OH)2
atau batu kapur dan H2SO4. kemudian dialirkan ke bak V9 (Tanki Sevalator)
d) Setelah
dinetralisir, selanjutnya dialirkan ke sevalator (bak V9) kemudian dialirkan kedalam
bak pengendapan, kemudian dialirkan ke bak Kontrol
(outleet) kemudian dialirkan ke bak penjernihan yang terdapat kolam ikan mas ini sebagai
indicator.
e) Dari bak penjernihan atau kolam ikan ini digunakan
sebagai penyiraman halaman dan tanaman disekitar perusahan indikator ini adalah
bebek dan rusa.
f) Dari
bak penjernihan juga kemudian
dialirkan ke bak aerasi, kemudian dipompa kebagian penyariangan bertingat.
g) Limbah
yang telah mengalami proses itu dialirkan ke bak finishing, yang terdiri dari
tiga tahapan.
h) Pemeriksaan limbah ini dilakukan
setiap bulan dan dilaporkan ke Bidan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) kota Makassar dengan tembusan ke BLHD Propinsi Sulawesi Selatan,
KLH Suma papua
dan KLH pusat setiap enam bulan.
b. Udara
Proses penanggulangan polusi udara yang melalui Dust Collector atau
stack (cerobong)
adalah sebagai berikut :
a) Uap
keluar dari Galvanizing unit I dan II.
b) Uap
tersebut masuk kedalam bagian penyaringan/fiter
stack yaitu terdiri empat penampung bak I,II,III dan IV.
c) Dalam
setiap bak terdapat 24 filter untuk menyaring.
d) Limbah
yang berupa asap yang sudah mengalami penyaringan selanjutnya dikeluarkan
melalui cerobong melaui
pengisapan yang dilakukan oleh blower. Pemeriksaan
limbah udara dilakukan enam bulan sekali.
e) Pemeriksaan
limbah ini dilakukan setiap bulan dan dilaporkan ke Badan Lingkungan Hidup
daerah (BLHD) kota Makassar dengan
tembusan ke
BLHD Propinsi Sulawesi Selatan ,
KLH Suma papua
dan KLH pusat setiap enam bulan.
c. Limbah
padat (Solid waste)
PT Sermani steel memiliki
tempat penampungan sementara limbah padat (LB3) tersendiri untuk kemudian
diproses lebih lanjut ke PT Semen
Tonasa.
D.
Kegiatan Kerja Praktek
Adapun kerja praktek ini dilaksanakan selama satu bulan,
mulai dari tanggal 24 Juli sampai dengan tanggal 24 Agustus 2017 yaitu sebagai
berikut:
Tabel, 3.1: kegian kerja praktek
NO
|
WAKTU
|
KEGIATAN
|
PRESTASI PENCAPAIAN
|
01
|
24
Juli 2017
|
Perkenalan diri dengan karyawan perusahan khususnya bagian proses
pengolahan limbah
|
100%
|
02
|
25
Juli 2017
|
Pemberian penjelan dari karyawan tentang fungsu alat dan bahan menyangkut
pengolahan limbah
|
100%
|
03
|
26
Juli 2017
|
Pembuatan dena proses pengolahan air limbah
|
50%
|
04
|
27
Juli 2017
|
Pembuatan dena proses pengolahan air limbah
|
50%
|
05
|
28
Juli 2017
|
Pembersihan area IPAL
|
100%
|
06
|
29
Juli 2017
|
Pembersihan mesin pompa air limbah dan mesin pencair batu kapur
|
100%
|
07
|
31
Juli 2017
|
Pembersihan Bak penampungan air limbah HCl dan khrom
|
100%
|
08
|
31
Juli 2017
|
Pembersihan Bak penampungan air limbah HCl dan khrom
|
100%
|
08
|
01 Agustus 2017
|
Pembersihan tanki sevalator, reduksi dan seaksi
|
100%
|
09
|
02 Agustus 2017
|
Pembersihan area proses pengolahan air limbah
|
100%
|
10
|
03 Agustus 2017
|
izin
|
-
|
11
|
04 Agustus
2017
|
Pengisian batu kapur pada bak pencair batu kapur
|
100%
|
12
|
05 Agustus
2017
|
Pembersihan area IPAL & pemberian penjelan fungsi –funsi tombol pada
Elektric kontrol dari karyawan
|
100%
|
13
|
07
Agustus 2017
|
Pembersihan dan penyiraman area IPAL
|
100%
|
14
|
08
Agustus 2017
|
Pembersihan kolam ikan dan kandang burung dan
penyiraman area IPAL
|
100%
|
15
|
09
Agustus 2017
|
izin
|
100%
|
16
|
10
Agustus 2017
|
Pembersihan area IPAL dan penjelasan fungsi tiap bak-
bak penampungan dari karyawan
|
100%
|
17
|
11
Agustus 2017
|
Izin
kuliah SP
|
-
|
19
|
12
Agustus 2017
|
Pembersihan area bak penampungan dan bak penyernihan
dan pengontrolan bak pencairan batu kapur
|
100%
|
20
|
14
Agustus 2017
|
Pembersihan area pengolahan air limbah dan pembersihan
bak endapan
|
100%
|
21
|
15
Agustus 2017
|
Izin
kuliah SP
|
-
|
22
|
16
Agustus 2017
|
Acara peringati hari ulang tahun perusahan
|
100%
|
23
|
17
Agustus 2017
|
Libur
|
-
|
24
|
18
Agustus 2017
|
Pembersihan dan penyiraman area pengolahan limbah
|
100%
|
25
|
19
Agustus 2017
|
Izin
|
-
|
26
|
21
Agustus 2017
|
Pembersihan area pengolahan limbah dan bak penjernihan
|
100%
|
27
|
22
Agustus 2017
|
Pembersihan area IPAL dan bak penyaringan
|
100%
|
28
|
23
Agustus 2017
|
Pembersihan area IPAL dan bak penyaringan
|
100%
|
29
|
24
Agustus 2017
|
Pembersihan area IPAL dan bak penyaringan dan pengisian
jat batu kapur pada bak pencairan batu kapur
|
100%
|
30
|
25 Agustus 2017
|
Konsultasi Laporan
|
-
|
31
|
26 Agustus 2017
|
Konsultasi Laporan
|
-
|
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah melaksanakan kegiatan kerja
praktek selama satu bulan terhitung mulai tanggal 24 Juli sampai 24 Agustus
2017, maka kegiatan yang penulis laksanakan dapat menarik kesimpulan yaitu:
a. PT Sermani steel merupakan salah satu industri logam
khususnya atap seng yang bergerak di bidang proses produksi BJLS ( Baja
Lembaran Lapis Seng ) atau Galvanized
iron sheed (GIS) dengan logo cap Rusa berwarna merah dengan bentuk
flat/rata dan bentuk gelombang.
b. Adapun tahapan
produksi seng, yaitu bahan baku, galvanizing
line,stamping line, shearing line, dan corugation line.
c. wastewater treatment pada
PT Sermani
Steel adalah Limbah cair yang keluar dari
kedua galvanizing line I dan II untuk
limbah HCI dialirkan melalui bak inlet yaitu V1 dan V2 dan di pompa ke bak V5 (Tanki reaksi) untuk
dinetralisir dengan Ca(OH)2 atau batu kapur dan H2SO4. kemudian dialirkan ke bak V9 (Tanki Sevalator).
d. Limbah
Chrom line I dan II dialirkan masuk
kedalam bak V3
kemudian di pompa masuk kedalam bak V4
(Tanki Reduksi) untuk dinetralisir menggunakan NaHSO4
atau batu kapur dan H2SO4. setelah itu di
alirkan ke tanki V5 (Tanki Reaksi) kemudian dialirkan ke tanki V9 (Tanki
Sevalator).
e. Dari kedua limbah yang
dinetralisirkan selanjutnya
dialirkan ke sevalator (bak V9) kemudian dialirkan kedalam
bak pengendapan, kemudian dialirkan ke bak Kontrol
(outleet) kemudian ke bak penjernihan yang terdapat kolam ikan mas ini sebagai
indikator. Dari bak penjernihan atau kolam ikan ini digunakan
sebagai penyiraman halaman dan tanaman disekitar perusahan indikator ini adalah
bebek dan rusa.
B.
Saran
Adapun saran dalam penulisan laporan kerja praktek ini
yaitu:
1. Diharapkan setiap kegiatan kegiatan yang dilakukan di
tiap departemen atau perusahan pada umumnya, mahasiswa di berikan pelatihan
dasar terlebih dahulu agar dapat mengetahui lebih jelas apa yang akan di
kerjakan di lapangan nantinya.
2. Diharapkan Perusahan sebaiknya mengadakan buku/diktat
yang membuat informasi umum tentang perusahan yang dapat di jadikan sebagai
pegangan dan sumber informasi agar mahasiswa memperoleh gambaran yang jelas
tentang perusahan yang mereka praktek.
Daftar Pustaka
Anonim, 1995. Keputusan Menteri Negara dan Lingkungan Hidup nomor 51 tahun 1995
tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri. Jakarta: Kementerian
Lingkungan Hidup.
Asmadi, E. Sutrisno, dan W. Oktiawan.
2009. Jurnal Pengurangan Chrom (Cr) dalam
Limbah Cair Industri Kulit pada Proses Tannery Menggunakan Senyawa Alkali
Ca(OH)2, NaOH, dan NaHCO3. JAI Volume 5. Semarang: Universitas Diponegoro.
Ahyani, Agus. 1994, Manajemen Perencanaan Sistem Produksi. BPFE: Yogyakarta
Darmasetiawan, M. 2004. Teori dan Perencanaan Instalasi Pengolahan
Air. Jakarta: Ekamitra Engineering.
Eckenfelder, W. 2000. Industrial Water Pollution Control, Third
Edition. New York: Mc Graw Hill Book Company.
Fitriyani, I.N. 2012. Skripsi: Pengolahan Limbah Industri
Elektroplating dengan Proses Koagulasi Flokulasi. Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah.
Hariani, P. Loekitowati, N. Hidayati,
dan M. Oktaria. 2009. Jurnal Penurunan
Konsentrasi Cr(VI) dalam Air dengan Koagulan FeSO4. Jurnal
Penelitian Sains Volume 12. Palembang: Universitas Sriwijaya.
Herlambang, A. 2002. Teknologi Pengolahan Limbah Cair.
Jakarta: Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
Hartomo, Antom J dan Tomijiro kaneko.1992. Mengenal Pelapisan (Elektroplating). Andi
offset: yogyakarta
Kusumawati, T. 2006. Skripsi: Jerapan Kromium Limbah Penyamakan
Kulit oleh Zeolit Cikembar dengan Metode Lapik Tetap. Bogor: IPB.
Manga JB.1995. Manajemen
Industri. Universitas Hasanuddin: Unjung Pandang.
Mulyanto, Tri. 2007. Proses Manufaktur Ii (Metal Cutting Process)
Edisi 2. Universitas Pancasila: jakarta
Maulana M. 1992 .Dasar Dasar Manajemen Ghalia
Indonesia:Jakarta
Nugroho, M.D. 2011. Skripsi: Penurunan Kadar Logam Berat pada
Limbah Cair dari Industri Pelapisan Logam dengan Proses Koagulasi Flokulasi.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Lampiran
II : Dokumentasi
1.
Waste Water Treatment
2. Bak Penyaringan
3.
Bak Penjernihan
4.
Kandang Rusa dan
Bebek
Tidak ada komentar:
Posting Komentar